Tolak Tanggul Teluk Palu

Tolak Tanggul Teluk Palu

0 telah menandatangani. Mari kita ke 5.000.
Dengan 5.000 tanda tangan, petisi ini akan lebih mungkin untuk diliput oleh media lokal!
Neni Muhidin memulai petisi ini kepada Neni Muhidin

#TolakTanggulTelukPalu

Ketua Satuan Tugas Penanganan Bencana Sulawesi Tengah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Moerwanto menyatakan, kondisi pesisir Teluk Palu tak memungkinkan ditanami Mangrove (Kompas, 5 April 2019). Pernyataan itu menanggapi kritik atas rencana pembangunan tanggul di Teluk Palu yang mengajukan gagasan pengembangan hutan bakau untuk mitigasi atas ancaman tsunami. Kabonga, di arah barat teluk terselamatkan pada petang 28 September 2018 karena ekosistem mangrove yang tumbuh dan dipelihara warga yang tinggal di desa pesisir itu menghadang datangnya terjangan tsunami.

Pernyataan Arie di atas ahistoris, tidak melihat fakta sejarah ekosistem mangrove yang tumbuh di pesisir Teluk Palu sejak lama. Selain fakta sejarah vegetasi dan toponimi, rencana pembangunan tanggul laut di Teluk Palu itu harus DITOLAK karena beberapa alasan:

  1. Tanggul laut yang akan dibangun dilintasi oleh retakan permukaan (surface rupture) Patahan Palu Koro. Sebelum tsunami datang menerjang, tanggul itu akan berpotensi dihancurkan duluan oleh gejala penurunan (downlift) atau penaikan (uplift) permukaan tanah akibat gempabumi. Olehnya, tanggul laut itu bukannya menjadi upaya mengurangi risiko bencana (mitigasi), malah menjadi sebaliknya, menaikkan risiko bencana. 
  2. Pembangunan tanggul yang berbiaya besar itu dibangun dengan skema utang luar negeri yang akan menjadi beban anak cucu sebangsa di kemudian hari.
  3. Ide pembangunan tanggul laut itu lahir dari proses yang cacat karena absennya partisipasi warga.
  4. Mengembangkan ekosistem mangrove, benteng hijau itu, jauh lebih ekologis dan lebih ekonomis dibanding membangun beton tanggul.  
  5. Penamaan rupabumi (toponimi) bagi beberapa nama tempat di sekitar teluk menunjukkan vegetasi ekosistem mangrove atau latar peristiwa dari gejala alam, seperti Talise (Ketapang), Donggala (Butun), Lere, dan Loli Tasiburi (laut hitam).

Mari berhimpun dan menolak rencana pembangunan tanggul laut yang akan dibangun di Teluk Palu, teluk dengan panjang pesisir 60 km, lebar rata-rata 7 km, dan kedalaman terjauh 700 meter itu. Tiada teluk di dunia ini yang hanya dalam kurun 91 tahun telah disapu tsunami sebanyak 3 kali: pada 1 Desember 1927, 23 Agustus 1938, dan 28 September 2018. Hanya di Teluk Palu!

#TolakTanggulTelukPalu

0 telah menandatangani. Mari kita ke 5.000.
Dengan 5.000 tanda tangan, petisi ini akan lebih mungkin untuk diliput oleh media lokal!