Dalam pengelolaan pendidikan yang berbasis masyarakat seperti yayasan dan orang-orang yang kompeten di bidang pengembangan dan pemberdayaan masyarakat agar memiliki kapasitas peradaban dan tercerahkan, diperlukan adanya guru-guru yang mengajar secara fokus.

Fokus mengurus dunia pendidikan selama ini di kalangan guru honorer di bawah masyarakat, masalah utamanya adalah ketimpangan kesejahteraan antara mendidik dengan pekerjaan atau bisnis sampingan seperti supir online, mengajar sampingan dan dagang makanan-minuman. Ini benar-benar, menyengsarakan peserta didik dan masyarakat yang anaknya bersekolah di lembaga tersebut.

Masalah pokoknya adalah keberpihakan pemerintah yang  dancenderung terus memberikan apresiasi kepada sekolah negara, dan masyarakatm perhatian ke sekolah dan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan di bawah upah minimum regional, bahkan untuk transportasi pun sudah habis. Jangankan menabung, untuk memenuhi kebutuhan sehari-haripun tidak memadai. 

Maka tidak heran, banyak guru kelas atau tenaga kependidikan yang murni swasta sering melakukan pekerjaan sampingan seperti berdagang baju keliling, mengkreditkan benda-benda  kebutuhan lainnya sehingga tugas mulianya, mendidik, jadi sering terganggu. 

Pada saat yg sama, bantuan dan perhatian pemerintah kepada sekolah negeri teramat banyak, baik SDM, sarana peralatan dan kenyamanan alat belajar yg sangat diistimewakan. Pernah satu kejadian, bantuan negara mereka permainkan hanya untuk menghabiskan anggaran negara di kalangan mereka sendiri untuk keperluan yang pada akhirnya sering diselewengkan.