Terhitung 69 hari (pada saat petisi ini dibuat, 14/09) dari hari kematian Brigadir J pada 8 Juli 2022 di Perum Dinas Duren Tiga, Jakarta, kasus ini tak kunjung menemukan titik terang. Cerita demi cerita terus bermunculan menambah buram dan rumit kasus ini. Bahkan setelah 69 hari, baru muncul dugaan penembak ketiga Brigadir J!

Menurut pernyataan kuasa hukum keluarga Brigadir J pada acara Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, sudah ada permintaan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk membentuk TIM INDEPENDEN demi mengurai perkara ini, juga mempercepat proses penyelesaiannya. Tidak ada tanggapan positif selain berbicara “buka seterang-terangnya” sebanyak 4 kali yang juga tidak diindahkan oleh Polri.

Mayoritas masyarakat yang tidak bersentuhan langsung dengan tersangka, barang bukti, TKP, bahkan berkas-berkas perkara sudah dapat mendeteksi siapa yang bersalah dan tidak, mana cerita asli dan palsu, mana prosedur yang aneh dan wajar, jadi kami sungguh berharap lembaga negara, pemerintah, termasuk Bapak Presiden Joko Widodo dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana.

Kasus ini memang sungguh disayangkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, namun secara bersamaan, ini dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk menilai, melihat, siapa saja yang peduli terhadap rakyat, siapa yang jujur, dan siapa yang dapat dipercayai untuk sekian puluh tahun sisa hidup kami.

Kami mohon dengan sangat kepada pak Presiden untuk dapat membentuk Tim Independen atau mengeluarkan keputusan tegas demi mempercepat penyelesaian perkara ini. Kalau bukan Pak Joko Widodo selaku Presiden Republik ini, kepada siapa kami harus mengadu dan berharap, kala kepercayaan kami pada sejumlah lembaga negara sedang tergoncang?

Kami mohon agar sisa-sisa kepercayaan ini dapat diperhatikan, sisa-sisa harapan ini dapat didengarkan dan diwujudkan, bukan hanya demi keadilan keluarga Brigadir J, tapi juga wujud dari Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. 

Dari rakyat Indonesia, yang mencintai Indonesia.