Kawan-kewan, belum lama ini, ramai soal bayi monyet yang diperdagangkan dan dijadikan peliharaan para influencer untuk jadi konten.

Sekarang, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK malah memberikan izin agar 2.070 monyet ekor panjang liar bisa ditangkap secara masif di lima provinsi. Untuk dijadikan objek percobaan laboratorium. Kamu bisa lihat dokumennya di sini.

Padahal, monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) udah berstatus rentan dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature karena habitatnya hilang dan populasinya menurun drastis.

Bagi alam Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga bilang kalau monyet ekor panjang berperan sebagai pemencar biji dan membantu regenerasi vegetasi hutan. Artinya, kalau populasi mereka turun, laju krisis keanekaragaman hayati juga akan terjadi lebih cepat.

Selain itu, mereka yang dijadikan sebagai objek eksperimen juga menderita, mulai dari saat ditangkap, dipindahkan, sampai sisa hidupnya habis sebagai objek eksperimen.

The Physicians Committee for Responsible Medicine juga bilang, penggunaan hewan dalam uji vaksin memakan waktu dan telah berkali-kali gagal meningkatkan kesehatan manusia.

Karena itu, kami mengajakmu untuk bersama-sama mendesak Ibu Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Keanekaragaman Hayati, serta Ir. Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem agar:

• segera membatalkan kuota tangkap dan ekspor 2.070 monyet ekor panjang dari alam liar untuk dijadikan objek eksperimen di laboratorium, dan
• mulai melakukan langkah-langkah rehabilitasi habitat monyet ekor panjang sebagai solusi masuknya kawanan monyet ke ladang dan pemukiman penduduk.

Kita harus bersama-sama bersuara agar populasi monyet ekor panjang bisa diselamatkan. Karena, bersama-sama, kita bisa buat perubahan.

Salam,
Aksi Peduli Monyet (AIPOM)
#2070Monyet #BatalkanKuotaTangkap #HewanLiarLebihIndahDiAlam