Wujudkan Kawasan Puncak Bebas Macet di 2016

Petisi ditutup

Wujudkan Kawasan Puncak Bebas Macet di 2016

Petisi ini mencapai 125 pendukung
Nur Zakaria memulai petisi ini kepada Bupati Bogor dan

Apakah kamu pernah berwisata ke kawasan Puncak ?

Pernah dong #bangga

Obyek wisata apa yang paling seru menurut kamu ?

MACET…. ! (haiyah)

Orang-orang sudah pada tahu, kalau Puncak itu memang tempatnya macet. Kan udah sering muncul beritanya di TV.

Eh, ngomong-ngomong, gimana sih rasanya macet ? Sebel ? Menderita ?

Hmmmm.

Berapa lama kamu macet di Puncak ? 2 jam ? atau 4 jam ?

Berapa kali setahun kamu mengunjungi Puncak ? 6 kali ? 12 kali ?

Itu belum seberapa. Apakah kamu melihat wajah-wajah tak berdosa warga Puncak ?

Tiap weekend dalam kehidupan mereka selalu dihantui oleh kemacetan. Tak hanya weekend, bahkan liburan sekolah, hari libur nasional, tanggal muda, serta saat instansi rame-rame meeting/training di Puncak. Warga Puncak terkurung oleh kemacetan. Seolah-olah, kemacetan sudah menjadi nasib buruk mereka yang take for granted karena mereka tinggal di Puncak.

Kebayang kan, kalau ada warga Puncak yang mau berobat ke rumah sakit, mau melahirkan bayi, bikin hajatan serta kegiatan sehari-hari lainnya (baca : bukan liburan dan bersenang-senang lho) harus berjuang menerobos kemacetan lalu lintas. Apalagi kalau sampai kebelet pipis di tengah kemacetan. Aih… aih… sakitnya tuh di ujung !.

Tapi kan banyak yang diuntungkan dengan adanya industri pariwisata di Puncak. Roda ekonomi berputar. Fasilitas umum menjamur.  Iya, benar. Tapi ga harus pakai macet juga keleus.

Memang sih, selalu ada kesempatan di dalam kesempitan. Sebut saja pemilik vila/hotel/restoran, pengelola obyek wisata, lapak oleh-oleh, tukang ojek, pedagang asongan, kaki lima, oknum pengawal (voorijder) bayaran, oknum pengatur lalu lintas (yang katanya dibayar oleh para pemilik usaha) dan pihak-pihak lain, mereka mendapat keuntungan langsung dari kondisi macet di Puncak. Tapi, jumlah mereka tak seberapa dibanding warga Puncak yang harus menjadi tumbal kemacetan. Mereka adalah petani, karyawan, pns, pelajar dan apalah-apalah.

Kondisi seperti ini tak bisa dibiarkan. Suatu saat, jika kejenuhan itu sudah mencapai ubun-ubun, tak hanya satu orang yang akan bertindak nekat seperti Elanto Wijoyono yang menghadang konvoi moge di Jogja, tapi bisa jadi satu RT, satu kampung, satu kecamatan atau bahkan sungai Ciliwung pun akan ikut-ikutan menghadang kemacetan tanpa peduli siapa yang dilawan.

Sebelum huru-hara itu terjadi, kami - warga Puncak – membuat petisi ini untuk mengajak (bukan menuntut ;p) Pemda Kab. Bogor, Pemprov Jabar, Pemerintah Pusat RI agar segera berkolaborasi dan mempercepat pelaksanaan program-program kerja yang akan menjadikan kawasan Puncak bebas macet di 2016.

Apa saja program-program itu ? jangan tanya ke saya. Saya hanya mengusulkan hal-hal sepele sebagai berikut :

1.       Penertiban jalan raya Puncak dari semua hal yang berpotensi menyebabkan kemacetan

 

a.       Mengurai kemacetan di perempatan Ciawi

-          Angkutan Kota, Bus Antar Kota, mobil pelat hitam tidak diperkenankan ngetem berlama-lama di perempatan Ciawi . Ngetem di dieu, disintrek ku aing :) he.. he..

-          Truk atau Bus Mogok jangan diparkir di perempatan dong. Ini kan jalan umum, bukan bengkel. Langsung aja diderek ke bengkel – bengkel di Wangun - Tajur

-          Pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar dan badan jalan, mohon maaf (beribu-ribu maaf), fasilitas itu dibangun oleh pemerintah dari dana masyarakat untuk kenyamanan masyarakat, bukan untuk berjualan

 

b.      Mengurai kemacetan di Gadog

-          Heran banget. Ini titik macet. Kok bisa-bisanya keluar ijin untuk pembangunan Ruko, gate perumahan mewah (you know what I mean) sampai puteran. Lalu lalang itu bikin tambah macet, gan. No comment ah

-          Mungkin ga sih, di jam tertentu, jalan ke atau dari arah Pasir Muncang diberlakukan satu arah ? biar kendaraan ga keluar masuk lewat situ. Untuk sementara, kendaraan bisa dialihkan lewat Bendungan/Ciasin

 

c.       Mengurai kemacetan di Simpang Megamendung

-          Jalan masuk ke Simpang Megamendung itu sempit. Udah gitu masih dipakai untuk pangkalan ojek, orang jualan dan (tentu saja) angkutan pelat hitam ngetem. Gimana ga macet. Coba ya, angkutan yang mau ngetem jangan pas di jalan masuk. Agak sonoan dikit, cari tanah-tanah kosong lah

 

d.      Mengurai kemacetan di Pasar Cisarua

-          Hadeuh. Kata saya mah, ini ga layak disebut pasar. Becek. Semrawut. Ini titik macet terparah di Puncak, bahkan di hari-hari biasa. Kapan sih pasar ini di-modern-isasi ? . Hadeuh

 

e.      Mengurai kemacetan di Warung Kaleng

-          Sebaiknya, toko-toko di Warung Kaleng dilengkapi dengan tempat parkir yang memadai. Kalaupun lahan di depan toko sempit, buatlah lahan parkir kolektif. Jangan badan jalan dipakai untuk parkir

 

2.       Pelebaran jalan raya Puncak

-          Ada beberapa ruas jalan yang masih bisa dilebarkan tanpa harus menggusur rumah/ruko. Ayo lah, dilebarkan

-          Beberapa titik macet disebabkan oleh penyempitan jalan, contohnya di tanjakan Cibogo. Jalan lebar, tetiba menyempit. Harus konsisten, mau lebar atau mau sempit. Biar orang ga salip-salipan hingga menyebabkan lalu lintas terkunci.

3.       Mempercepat pembangunan Jalur Puncak 2

-          Jalan yang diprakarsai oleh Pemda Bogor dan Pemprov Jabar sejak 2011 ini pembangunannya tersendat karena masalah dana. Apa iya, Pemerintah Pusat ga punya dana untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Apa warga puncak perlu iuran seribu perak seorang buat beli aspal ?

4.      Menyediakan transportasi massal yang nyaman

-        Jalan-jalan ke Puncak naik trem, kereta gantung atau bus tingkat sepertinya bakal lebih seru dibanding naik odong-odong (mobil pribadi).

Tunjukkan kepedulian Anda dengan menandatangani petisi ini dan mengajak orang lain melakukan hal yang serupa. Semakin banyak yang peduli, semakin besar suara kita didengar.

Semoga mimpi saya, mimpi warga Puncak serta mimpi wisatawan tentang kawasan Puncak bebas macet bisa terwujud di 2016. Semoga pemerintah segera hadir untuk mengatasi masalah ini. Semoga Allah mengabulkan. Amin

Petisi ditutup

Petisi ini mencapai 125 pendukung

Sebarkan petisi ini