Perseviam Sudah Berkarya dan Terus Akan Berkarya. Jangan Koyak Tenunan Kebersamaan Kami.

Kemenangan

Perseviam Sudah Berkarya dan Terus Akan Berkarya. Jangan Koyak Tenunan Kebersamaan Kami.

Petisi ini membuat perubahan dengan 154 pendukung!
Dimulai
Mempetisi
Suster Florentina Mujiyati, OSU (Suster Kepala Kampus SMK Theresia) dan

Alasan pentingnya petisi ini

“Buat apa berkain batik tulis, jikalau tidak serta slendang kebaya. Buat apa bermuka-muka manis, jikalau memang tidak jujur hatinya”

 

Suster dan Pak Prim yang terhormat,

kalimat di atas adalah kalimat awal dari lagu “Cik Abang Rajin Sembahyang”, yang merupakan lagu pertama yang kami pelajari di tahun 2001 sewaktu kami memulai paduan suara Perseviam atau kami lebih suka untuk menyebutnya sebagai keluarga Perseviam.

Ya, perjalanan kami dimulai di tanggal 28 September 2001, hampir 18 tahun lalu setelah kami mendapat persetujuan dari Sr. Maureen Damayanto, OSU dan Pater J Moerti Yoedho Koesoemo SJ, masing-masing adalah Suster Kepala Sekolah SMK St Theresia dan Pater Moderator SMU Kolese Kanisius ketika itu.

Lagu tersebut adalah satu dari beberapa lagu yang kami nyanyikan dalam Festival Musik Liturgi Betawi di Paroki St. Servatius Kampung Sawah. Dalam Festival tersebut, setelah menjalani persiapan selama kurang lebih satu bulan, kami berhasil meraih juara ketiga.
Sejak setelah lagu tersebut dipelajari dan Festival tersebut diikuti, ada ratusan lagu dan puluhan penugasan dan perlombaan paduan suara yang kami ikuti. Berbagai gelar juara telah kami raih sebagai satu keluarga Perseviam.

Dari angkatan pertama di tahun 2001 hingga angkatan ke-18 di tahun 2019 ini, persaudaraan dan kebersamaan telah terbina begitu kuat. Para alumni yang sudah berjauhan tempat, berlainan profesi bahkan terpisah oleh jarak antarnegara dan benua masih memegang teguh kekeluargaan yang pernah mengisi hidup mereka. Bahkan, tidak hanya sekedar persaudaraan dan persahabatan, beberapa dari para anggotanya telah diteguhkan dalam ikatan rumah tangga. Para anggota aktif yang masih bersekolah pun saling membantu tidak hanya dalam bidang paduan suara, namun juga dalam pelajaran. Kelompok belajar antar anggota dari Kanisius dan Theresia, untuk mata pelajaran-mata pelajaran seperti matematika, dibuat untuk saling mendukung jika ada salah satu anggota yang kurang mengerti materi ajar yang diperoleh di sekolah. Alumni-alumni Theresia yang sudah lulus , yang kini bekerja di berbagai Tour and Travel ternama, membantu dan memberi bimbingan untuk adik-adik kelasnya yang hendak bekerja atau magang. Di saat alumni-alumni dari Kanisius hendak mengadakan perjalanan atau membeli tiket, maka pastilah mereka akan menghubungi saudari-saudari  alumnae mereka di travel.

Persahabatan yang begitu erat dan hangat pun dirasakan hingga ke pihak sekolah di jaman kepemimpinan Sr. Indira Krisanti Lengkong dan Pater J Heru Hendarto, SJ dimana sudah sangat terbiasa masing-masing sekolah saling membantu dalam berbagai event yang diadakan oleh masing-masing sekolah. Dua event besar yang diadakan Theresia dan Kanisius yang perlu disebut adalah Konser Akbar Santa Theresia Symphony Orchestra di bawah asuhan Twilite Orchestra di Balai Sarbini di tahun 2010 dan juga Tari Jaipong Kolosal dalam rangka Pameran Pendidikan Kanisius di tahun 2012. Hingga kini, melalui Perseviam, tradisi untuk saling membantu itu masih terjaga dengan sangat baik.

Suster dan Pak Prim yang terhormat,

Kembali pada kutipan lagu di atas dan sambil merefleksikan kembali perjalanan kami selama hampir 18 tahun, ijinkan kami kini untuk menyatakan kejujuran hati atas keputusan Kampus St Theresia dan unit SMK St Theresia untuk mengakhiri kerjasama yang terbina selama ini.

Pertama, kami menyambut sangat baik bahwa Kampus St Theresia yang menaungi TK, SD, SMP, SMA dan SMK St Theresia bermaksud untuk mengadakan sebuah paduan suara internal yang terdiri dari siswa/i SMP SMA dan SMK St Theresia. Secara khusus kami mengapresiasi paduan suara tersebut dinamakan “Insieme” yang merupakan bahasa Italia dari “bersama-sama” yang tampaknya terinspirasi dari tema International Ursuline Youth Camp 2018 “Insieme in Diversity” dan yang juga merupakan core value keenam dari pendidikan Ursulin.

Tampak sangat kuat harapan Kampus untuk menyatukan nafas dan denyut nadi siswa/i Kampus Theresia dalam sebuah paduan suara, sebagaimana kami kutip pernyataan Suster seperti disitir oleh Pak Prim, “alangkah aneh Theresia memiliki paduan suara dengan sekolah lain tapi tidak punya paduan suara sendiri”. Lebih lanjut dinyatakan bahwa paduan suara dimaksud hendak mengambil contoh dari Paduan Suara Kampus Santa Angela Bandung. Harapan tersebut kami apresiasi karena sejalan dengan salah satu Misi Yayasan Pendidikan Ursulin untuk “menanamkan kecintaan pada budaya, bangsa...” melalui dunia paduan suara dan juga salah satu nilai-nilai Pendidikan Ursulin mengenai team spirit/insieme yaitu untuk :” Membangun hidup dalam keserasian, sehati, sekehendak, terikat satu sama lain. Memelihara  kekeluargaan, persatuan dan solidaritas.”
Terhadap semuanya itu kami mendukung sepenuhnya karena setiap paduan suara di lingkungan  pendidikan pada umumnya dan tingkat sekolah menengah atas pada khususnya harus selalu terarah pada tujuan akhir yaitu perkembangan manusia yang seutuhnya dari para peserta didik.

Namun demikian, selanjutnya perkenankan kami menyatakan argumen dan keberatan kami atas dampak yang ditimbulkan dari keputusan di atas. Keberatan kami karena rencana pembuatan paduan suara tersebut akan menghentikan kerjasama antara SMK St Theresia dan SMA Kolese Kanisius melalui Paduan Suara Perseviam yang selama ini telah ada, sangat subur dan telah berbuah berkali-kali lipat sebagai hasil dari ketekunan dan pengorbanan seluruh anggotanya.

Kami menghargai dan mengapresiasi usaha pihak unit SMK yang telah memberi penjelasan kepada Kampus untuk mempertahankan keberadaan Perseviam walaupun usaha tersebut tampaknya tidak berhasil.

Informasi yang kami dapatkan dari salah satu Alumnus Perseviam yang kini aktif di Paduan Suara Institut Teknologi Bandung (PSMITB) dan pernah menjadi Ketua Materi Lomba FPS XXV ITB, paduan suara “Insieme” ini mengambil model dari Paduan Suara Kampus Santa Angela Bandung “Saint Angela Choir” (SAC) yang dilatih oleh Yustinus Roni Sugiarto, salah seorang yang namanya cukup terkenal di dunia paduan suara.
SAC terdiri dari siswa/i St Angela mulai dari SD, SMP dan SMA. Dan mereka yang tergabung dalam SAC ini tergabung juga di paduan-paduan suara di setiap satuan pendidikan: untuk SD bernama “Saint Angela Voice” yang dibina oleh tim MD SAC salah satunya oleh Inggrid Patricia; untuk tingkat menengah atas Paduan Suara SMA St Angela di bawah pembinaan Ibu Diana Mareta.

Pada pelaksanaannya SAC baru secara aktif berfungsi saat terdapat acara-acara besar seperti Konser Tahunan, Festival Paduan Suara SACYCF ataupun keikutsertaan pada kompetisi-kompetisi internasional. Sementara untuk kegiatan reguler ataupun rutin, masing-masing satuan pendidikan tetap memiliki otonomi masing-masing. Hal ini dibuktikan pada FPS XXV ITB Saint Angela Voice yang merupakan paduan suara di tingkat SD mendapatkan gold medal di Kategori A sementara Paduan Suara SMA St. Angela mendapat peringkat 1 di Polban Youth Choir Competition 2016.

Lebih lanjut, dari sisi teknis paduan suara, terlalu sulit untuk memadukan paduan suara dari SD hingga SMA karena ambitus suara yang terlalu jauh sehingga paduan suara kolosal semacam itu tidak mungkin dilombakan, hanya dapat ditampilkan dalam suatu pertunjukan saja dan sangat tidak praktis untuk kegiatan sehari-hari.

Perlu diketahui pula, berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh alumna pertama Perseviam, yang kini menjadi Regional Head of HR Helpster; sebelum Perseviam terbentuk, SMA-SMK Theresia memiliki semacam paduan suara bersama namun dalam praktiknya anak-anak SMK Theresia tidak lolos dalam audisi. Hal ini membuat pembina OSIS SMK St Theresia ketika itu, meminta pelatih paduan suara Persevera SMK Kolese Kanisius untuk meneruskan proyek “Perseviam” yang sudah terbentuk untuk perlombaan sebagaimana disebutkan di atas.

 

Suster dan Pak Prim yang terhormat,

Berdasarkan informasi-informasi di atas, kami berhadap Suster dan Pak Prim dapat menimbang kembali keputusan untuk menghentikan kerjasama paduan suara Perseviam SMK St Theresia-SMA Kolese Kanisius. Alangkah disayangkan menebang sebuah pohon yang sudah besar, tumbuh subur dan berbuah serta sudah menaungi banyak orang. Biarkan Insieme dan Perseviam tumbuh bersama seperti yang terjadi dengan SAC dan Paduan Suara St. Angela di Kampus Angela. Biarkan kami tetap menjalankan pelayanan bagi Sekolah dan Gereja seperti yang tertera dalam semboyan yang selama ini sudah kami jalani, perseverantia in servire, untuk melayani dengan gigih demi kemuliaan Tuhan.

Kami juga hendak menyampaikan amanat dari Bapak Ignatius Martono, pelatih kami. Beliau menyampaikan bahwa Perseviam baginya merupakan harta yang tak ternilai dan menjadi bagian dari hidupnya selama ini. Jika yang menjadi keberatan Kampus St. Theresia adalah honor yang dibayarkan kepadanya, beliau menyampaikan rela untuk tidak menerima honor dari SMK St. Theresia asalkan Perseviam tetap ada.

Demikian kejujuran hati kami, keluarga besar Paduan Suara Perseviam SMK St Theresia – SMA Kolese Kanisius yang kami sampaikan kepada Suster Kepala Kampus St Theresia dan Bapak Kepala Unit SMK St. Theresia. Perkenankan kami menutup Surat ini dengan sebuah nasehat Santa Angela yang pasti sangat dekat di hati para Suster Ursulin, “ Lihatlah betapa pentingnya persatuan dan keserasian; maka dambakanlah, carilah, peluklah, pertahankanlah hal itu sekuat tenaga; karena saya berkata kepadamu jika Anda semua hidup bersatu hati, Anda seperti benteng yang kuat, menara yang tak tergoyahkan.” (Nasehat Terakhir 10-15). Persatuan ini telah kami miliki, persatuan ini telah membentuk kami, persatuan ini telah menguatkan kami dan kami akan mempertahankan hal itu sekuat tenaga kami.

 

Jakarta, 30 Juni 2019, pada Pesta Para Martir pertama kota Roma.

Santa Angela Merici dan Santo Ignatius Loyola, doakanlah kami.

Santa Theresia Lisieux dan Santo Petrus Kanisius, doakanlah kami.

 

Hormat kami,

Para Alumni dan seluruh anggota Keluarga Besar Paduan Suara Perseviam

Kemenangan

Petisi ini membuat perubahan dengan 154 pendukung!

Sebarkan petisi ini