Stop Pelecehan Seksual secara Verbal

Stop Pelecehan Seksual secara Verbal

Dimulai
2 Juni 2022
Tanda tangan: 54Tujuan Berikutnya: 100
Dukung sekarang

Alasan pentingnya petisi ini

Dimulai oleh Fidella jstn

pelecehan seksual tidak lagi menjadi kata asing di kalangan masyarakat, dan semua orang memiliki kemungkinan untuk menjadi korban. Pelecehan seksual merupakan tindakan bernuansa seksual, baik melakukan kontak fisik maupun kontak non fisik. Berdasarkan data Sistem Informasi Online Pendukung Perempuan dan Anak, tercatat 1.411 kasus kekerasan terhadap perempuan pada periode 1 januari 2022 hingga 21 februari 2022. Dilansir dari catatan tahunan Komnas perempuan 2020, terdapat 29.911 kasus kekerasan seksual di Indonesia sepanjang 2020. Survei pelecehan seksual di ruang publik pada 2019 terdapat sebanyak 64% dari 38.755 perempuan dan 11% dari 28.403 laki-laki. dari data tersebut sebanyak 60% mengaku pelecehan yang didapat berupa secara verbal atau ucapan, 24% mengalami sentuhan dan 15% melalui visual seperti tatapan mata atau main mata.

Hidayat dan Setianto pada tahun 2020 menjelaskan catcalling merupakan hal yang nyata dan dapat disaksikan menggunakan panca indra. catcalling biasanya dilakukan oleh segerombol orang, dan pelakunya seringkali adalah laki-laki dan korbannya perempuan walaupun tidak menutup kemungkinan jika korbannya laki-laki dan pelakunya adalah perempuan. Catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual jenis street harrastment, yakni melontarkan komentar sensual dengan nada menggoda yang dilakukan di tempat umum. pelaku catcalling disebut catcaller.

kenapa catcalling dianggap sebagai kekerasan seksual? catcalling merupakan bentuk kekerasan seksual karena menimbulkan rasa terhina, rasa direndahkan derajatnya sebagai manusia. catcalling secara eksplisit menampilkan dominasi yang bertujuan membuat takut atau mengintimidasi seseorang. Dampak paling parah dari catcalling adalah trauma terhadap hal yang bersangkutan, dan mengingatkan kejadian tersebut terus-menerus. Dan yang lebih mengerikan lagi banyak orang yang beranggapan bahwa hal tersebut adalah wajar dan harus dimaklumi karena dianggap sebagai candaan. Selain itu, di banyak kasus pelecehan seksual di jalanan, justru yang disalahkan adalah perempuan karena cara berpakaiannya. Kultur ini justru melanggengkan rape culture atau budaya perkosaan. 

lalu, mengapa banyak laki-laki di Indonesia yang getol melakukan pelecehan kepada perempuan? ini lantaran konstruksi sosial masyarakat Indonesia yang menganggap laki-laki lebih superior dari perempuan. maka dari itu, pelecehan terhadap perempuan dianggap menjadi hal yang wajar. 

sebagai contoh kasus yang viral pada tanggal 9 januari 2022, dilansir dari kompas, perempuan yang melawan balik saat terkena cat calling oleh sekelompok pemuda. saat dikonfirmasi oleh kompas.com, arlitha yang saat itu lewat, mengatakan bahwa awalnya, empat orang laki-laki yang duduk di situ mempersilakan dirinya lewat namun setelah beberapa meter 4 orang laki-laki itu mulai bersiul menggodanya. padahal arlitha saat itu memakai hoodie, masker, topi dan juga celana panjang. arlitha beralasan, dirinya berani untuk merekam kejadian pelecehan yang terjadi kepada dirinya, karena ia ingin mengetahui, maksud dan tujuan gerombolan laki-laki tersebut secara sengaja melakukan pelecehan kepada dirinya. dan dalam video yang berdurasi 8 detik tersebut banyak netizen yang memuji aksi berani perempuan tersebut tapi tidak sedikit pula yang menganggap hal itu tidak perlu dilebih-lebihkan. ia mengatakan persoalan pelecehan verbal tidak bisa dianggap sepele dan dijadikan budaya ia pun juga menambahkan kalau ruang publik sudah seharusnya aman bagi siapapun dan tidak boleh diganggu. "perempuan berhak untuk mendapatkan ruang publik yang aman dan ramah tanpa gangguan. ruang aman bagi perempuan adalah ketika perempuan merasa tenang dan nyaman tanpa rasa cemas. bahkan, tidak perlu merasa paranoid ketika melihat ada pria asing di dekatnya" jelas Arlitha.

maka dari itu mari kita tingkatkan kesadaran masyarakat untuk berani membantu korban pelecehan dan melapor pada polisi atau petugas keamanan, serta agar masyarakat di Indonesia mengajarkan soal kesetaraan gender sejak dini. pendidikan kesetaraan gender sejak usia dini bisa menjadi solusi untuk mengatasi rape culture di Indonesia.

 

Dukung sekarang
Tanda tangan: 54Tujuan Berikutnya: 100
Dukung sekarang