Selamatkan Benyamin S, Hentikan Penghinaan Akal Sehat Indonesia, Stop YKS
Selamatkan Benyamin S, Hentikan Penghinaan Akal Sehat Indonesia, Stop YKS
Alasan pentingnya petisi ini
Sehari setelah Ulang Tahun Jakarta ke-487, masih dalam suasana hangat seremoni penghormatan pada keistimewaan warisan sejarah-budaya, serta tokoh-tokoh yang mendedikasikan hidupnya bagi tradisi budaya Betawi-Jakarta, justru hal yang sangat ironis telah terjadi. Seniman legendaris Benyamin S. telah mengalami penghinaan di dalam Acara Yuk Keep Smile (YKS) episode 20 Juni 2014. Dalam salah satu segmen yang menampilkan adegan hipnotis, ditampilkan Caesar yang konon takut anjing, untuk dihipnotis agar tak takut anjing lagi. Penghipnotis mengatakan, “Mulai sekarang, kalau Caesar lihat anjing, sama kayak lihat Benyamin S.” Sugesti hipnotis itu diulang-ulang, agar Caesar melihat Benyamin S. setiap melihat anjing. Kemudian, Caesar dibangunkan. Saat ia melihat anjing, dan memanggil-manggil si anjing, sambil ketawa-ketawa, "Woy, kemana aja, Benyamin? Lucu banget, ini Benyamin..." dan semacamnya. Bahkan ada percakapan dengan penuh teriakan: "Itu anjing!" | "Itu Benyamin!" | "Anjing!" | "Benyamin!".
Saya tak bisa membayangkan kenapa mereka menganggap itu lucu? Sejumlah besar orang Betawi menyatakan kemarahan, protes atas penghinaan luar biasa tersebut. Sebab Benyamin S. di antara orang Betawi dianggap sebagai manifestasi dari tradisi-budaya Betawi dalam arti luas. Malahan Benyamin S. telah menjadi Pahlawan bagi orang Betawi, sejajar dengan tokoh-tokoh Pahlawan Betawi lain, seperti M.H. Thamrin, Ismail Marzuki, dan Si Pitung. Tak ayal ini adalah kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, penghinaan terhadap Benyamin S. merupakan penghinaan luar biasa terhadap seorang tokoh penting kebudayaan Indonesia, seorang seniman lengkap terbesar yang pernah dimiliki Indonesia dan banyak sumbangsihnya terhadap perkembangan budaya popular Indonesia. Lebih Ratusan lagu dan puluhan filmnya yang telah menjadi bagian ekspresi rakyat, bagian penting dari ingatan historis rakyat, tak hanya rakyat Betawi juga rakyat Indonesia pada umumnya. Sebut saja lagu “Nonton Bioskop”, “Kompor Mleduk”, “Ngarak Ondel-Ondel” juga film “Si Doel Anak Betawi”, “Ratu Amplop”, “Tarzan Kota” dan “Intan Berduri” yang membawanya meraih Piala Citra 1973 untuk pemeran utama, adalah sedikit dari karya-karya Benyamin yang merupakan mahakarya legendaris. Tentu saja itu jauh lebih mencerahkan kebudayaan kita, dibanding dengan tayangan semacam YKS yang dirayakan berjam-jam seolah sebagai Mahakarya. Dan pada 2014 ini, sungguh ironis kalau Beliau disamakan dengan, maaf, anjing.
Kami mengajak, atas penghinaan luar biasa ini agar acara YKS dibubarkan dan tidak ada lagi turunannya yang sejenis. Penghinaan atas Benyamin S. menjadi titik kulminasi dari serangkaian penghinaan dan pelecehan yang sudah berkali-kali dikeluhkan sebelum ini, terhadap YKS Trans TV. Berlatarbelakang itu, tentu ajakan menghentikan acara YKS Trans TV bukan saja karena Benyamin S. yang dihinakan secara luar biasa, atau terkait semangat etnisitas Betawi, melainkan akal sehat dan otak waras yang menjadi harta paling berharga dari bangsa Indonesia terus dirusak secara nyata-nyata oleh acara YKS. Celakanya bahwa proses menghina akal sehat itu dilakukan dengan memakai frekuensi milik publik yang harusnya diperuntukkan bagi pencerdasan kehidupan publik itu sendiri.
Karena itu, kami mengajak kawan-kawan mendukung upaya menghentikan acara YKS di Trans TV. YKS harus dihentikan, kudu distop agar menjadi pelajaran bagi tayangan acara hiburan yang lain bahwa seharusnya perlu memiliki konsep hiburan yang sehat dan tidak jatuh pada perendahan martabat manusia, menyakiti orang lain, dan memiliki sensitivitas akan keragaman budaya masyarakat di indonesia. Kasus YKS jelas menunjukkan, entah artis dalam acara itu ataupun produsernya tak memiliki sensitivitas itu. Lebih jauh lagi menghentikan acara YKS akhirnya adalah demi menyelamatkan kesadaran, sekali lagi bukan sekadar demi menghormati Benyamin S. semata, tetapi menghormati dan menjaga akal sehat, otak waras sebagai daya hidup.