Masa Orientasi Sekolah Tanpa Balon Gas

Masa Orientasi Sekolah Tanpa Balon Gas

48 telah menandatangani. Mari kita ke 50.
Dimulai
Mempetisi
Kementerian lingkungan hidup dan

Alasan pentingnya petisi ini

Dimulai oleh Mukhtara Rama

Setiap tahunnya pada pembukaan Masa Orientasi Peserta Didik sekolah sekolah yang ada di Tangerang Selatan baik SMP maupun SMA, swasta ataupun negeri seringkali menggunakan balon berisi gas helium untuk diterbangkan penanda dibukanya kegiatan. Kesan meriah nan menyenangkan menerbangkan balon gas ini menjadi budaya yang sangat lumrah dilakukan bahkan tak sedikit yang menganggapnya sebagai barang wajib untuk dilakukan dikalangan siswa-siswi baru. Namun, tahukah teman teman bahwa ada dampak lingkungan yang cukup memilukan dibalik meriahnya seremoni penerbangan balon-balon gas ini?

Seperti yang dilansir di laman Tirto.id bahwa puluhan atau bahkan ratusan balon yang dilepaskan ke udara lalu jatuh di bagian bumi lainnya (bisa sampai 800 KM jauhnya) sangat berpotensi merusak ekosistem tanah dan laut karna sifatnya yang tidak mudah terurai. Bahkan banyak balon yang jatuh di lautan lepas dan akhirnya menyebabkan kematian hewan laut. Hal ini dikarenakan banyak hewan hewan laut seperti kura-kura hijau dan lumba-lumba mengira itu adalah makanannya. Bahkan di Inggris ada sebuah kasus seekor sapi di peternakan mendadak mati karena menelan sampah balon yang sebelumnya terbang sejauh 50 mil dari tempat pertama kali balon itu dilepaskan. Lalu ada 2% Burung Camar Laut yang terdapati menelan sampah balon tersebut di perutnya. Sungguh ini dampak yang harus diminimalisir atau bahkan dihilangkan. 

Nah, atas dasar beberapa fakta dan data di atas kami mengajak kepada seluruh siswa-siswi SMP/sederajat dan SMA/sederajat (khususnya di Kota Tangerang Selatan) untuk turut mengurangi dampak lingkungan tersebut dengan mengganti seremonial pembukaan Masa Orientasi Peserta Didik dengan kegiatan lain yang juga tidak kalah kreatif misalnya dengan melepaskan confetti, menggunting pita, meniup balon sabun, menanam pohon, membentangkan banner, flashmob dan banyak lagi hal-hal lain yang pastinya siswa-siswi baru dan panitia dari kakak kakak OSIS bisa lakukan yang jauh lebih ramah terhadap lingkungan. 

Bayangkan jika biasanya satu sekolah bisa menerbangkan 100 balon dalam setahun dikalikan 10 sekolah. Berarti ada sekitar 1000 balon yang entah akan jatuh dimana. Jika kita bisa memulai menguranginya atau bahkan berhenti sungguh kita telah secara signifikan memikirkan nasib lingkungan dan memberikan dampak baik untuk lingkungn kita ke depan. Kita telah aktif berkontribusi terhadap lestarinya lingkungan. Mudah kan? Mari kita mulai. Pelajar Maju, Pelajar yang Cinta Lingkungan!!

#GerakanPelajarCintaLingkungan #GerakanCintaLaut

 

48 telah menandatangani. Mari kita ke 50.