Stimulus Ekonomi dan Jaring Pengaman Pelaku Seni

Stimulus Ekonomi dan Jaring Pengaman Pelaku Seni

Halo teman, kapan hari Presiden sudah memanggil para seniman dan bertemu di Istana. Apakah kemudian pertemuan itu memberi efek positif buat para pelaku seni secara keseluruhan?
Tidak, mereka yang bisa tetap eksis melalui dunia online hanya seniman dengan kategori "artis", bukan seperti kami yang harus bertemu langsung dengan jalanan untuk bisa mendapatkan uang.
Kami, para pelaku seni, pekerja seni dan elemen seni lainnya yang terdampak karena wabah Covid19 ini sudah pada titik nadir kesulitan, kesulitan ekonomi berikut efeknya.
Sudah ada beberapa teman pelaku seni yang terpaksa di usir oleh Ibu Kos karena tak bisa bayar, ada juga kawan kita yang menjual alat instrumen di studio rekamannya satu persatu perlahan. Dan ada yang sampai rumah tangga berantakan.
Sungguh pandemi covid ini tidak hanya mengancam nyawa kita, namun juga mengancam kondisi ekonomi kita. Kondisi ini mengharuskan kegiatan dan kesehatan ini harus berjalan seiring bersama.
Protokol kesehatan sudah banyak dibuat, maka kegiatan pun sudah seharusnya segera dibuat. Agar ekonomi bisa bergerak naik menyelamatkan banyak orang, seiring sejalan juga dengan kesehatannya.
Larangan melakukan kegiatan yang menyebabkan berkumpulnya orang-orang, langsung mereka rasakan akibatnya. Tutupnya berbagai tempat dan sarana pariwisata, restoran serta café.
Pembatalan berbagai acara atau pesta karena dikhawatirkan akan memperparah penyebaran virus corona, membuat mereka yang menggantungkan hidup dari sana menjadi tidak berdaya.
Dampak penutupan tempat-tempat serta pembatalan acara-acara itu seperti bola salju, yang menggelinding dan semakin membesar. Hal ini disebabkan karena bidang seni dan kreatif bukanlah bidang yang berdiri sendiri.
Sebut saja dalam satu pesta pernikahan. Akan melibatkan event organizer, katering, musisi (baik band, maupun organ tunggal), MC atau master of ceremony, perias wajah, dan sebagainya.
Sehingga ketika acara pesta itu dibatalkan, maka mereka yang terlibat itu langsung merasakan akibatnya; tidak mendapatkan honor. Begitu juga atraksi-atraksi seni budaya di berbagai wilayah, yang terhenti karena penutupan tempat wisata.
Kami menyadari adanya bantuan sosial (bansos) dari pemerintah untuk menolong masyarakat yg terkena dampak. Akan tetapi, menurut kami, bansos bukanlah jalan yang tepat dan berkelanjutan.
Jika UMKM bisa mendapatkan stimulus melalui program belanja negara, maka kami pun seharusnya bisa mendapatkannya. Yang kami butuhkan adalah dapat melakukan dan melanjutkan kegiatan-kegiatan kami, agar dapur kami kembali berasap.
Adaptasi Kebiasaan Baru memungkinkan masyarakat dapat kembali melakukan kegiatan, seperti pasar dan kantor, dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Akan tetapi tidak demikian halnya bagi tempat-tempat wisata dan beberapa kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan kerumunan. Sehingga nasib para pekerja seni masih belum pasti.
Untuk itulah kami membuat petisi dengan tuntutan adanya jaring pengaman sosial bagi pekerja seni, serta dibuka kembali akses-akses yang memungkinkan kami dapat kembali bekerja serta berkarya.
Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.