Presiden Jokowi Harus Berikan Guru Nahum Situmorang Gelar "PAHLAWAN NASIONAL"

Presiden Jokowi Harus Berikan Guru Nahum Situmorang Gelar "PAHLAWAN NASIONAL"

Membantu Perjuangan Yayasan Komponis Nasional Guru Nahum Situmorang Dengan Ketua Umum, Andar Mangatas Situmorang, SH
Pernahkah kita mendengar Lagu "O Tao Toba", "Pulau Samosir Do", "Sega Nama Ho" ?
Ya Setidaknya itu 3 dari 205 lagu yang diciptakan oleh Komposis Guru Nahum Situmorang salah satu Putra Daerah yang leluhurnya berasal dari Desa Urat Kabupaten Samosir.
Semasa hidupnya, Nahum Situmorang telah menciptakan lagu-lagu daerah dan "PERJUANGAN" yang saat ini terdaftar resmi hasil ciptaanya berjumlah 171 judul lagu di Dirjen HAKI Demhukham RI.
Guru Nahum Situmorang yang lahir di Sipirok, Tapanuli Utara 14 Februari 1908 lalu pernah diundang oleh Presiden RI Pertama Ir. Soekarno ke Istana Merdeka pada Tahun 1969 untuk tampil mendendangkan lagu lagu ciptaannya di hadapan para Duta Besar Negara Sahabat hingga semua hadirin memberikan pujian luar biasa.
Komponis Nasional Guru Nahum Situmorang sejak tahun yang Tahun 1927 mulai mencipta lagu, pertama kali mengumandangkan hasil Ciptaannya lagu Judul "ALOHA U" (Lagu Hawai yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris) dan kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Daerah Batak judul "HORAS MA HO" didendangkan di sekolah Kweekschool di Jln. Gunung Sahari Jakarta, sebelum pindah ke Lembang Bandung dan selaku pemuda turut menjadi Anggota Kongres Pemuda Barisan Perintis Kemerdekaan
Lalu pada tahun 1928 Guru Nahum Situmorang mengikuti sayembara Cipta lagu Kebangsaan Indonesia pemenang pertama W.R Soepratman dengan lagu Indonesia Raya lalu pemenang kedua Guru Nahum Situmorang dengan lagu judul Fajar Kemerdekaan Telah Menyingsing.
Pada Tahun 1936, Komponis Nasional Guru Nahum Situmorang memenangkan "Sayembara Lagu Sumatera Keroncong Concours" di Medan dan hingga pada tahun 1942 - 1945 membuka Restoran Jepang jadi pemusik Jepang SENDENHA HONDOHAN
Disamping Ahli menggesek Biola serta menciptakan lagu-lagu indah, Komposis yang menghembuskan nafas terakhirnya Di Kota Medan pada 20 Oktober 1969 lalu ini juga mampu menulis dan membaca not balok hasilkan accunpenenten piano jadi lagu hingga saat ini belum ada bandingannya dan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kemampuan di bidang seninya, Guru Nahum Situmorang telah memperkaya khasanah musik Abadi Indonesia hingga saat ini selalu didendangkan baik di Tanah Air maupun di luar negeri.
Capaian besar Komponis Nasional Guru Nahum Situmorang juga didapat pada 11 September 1965 lalu dengan menjuarai Bintang Radio RRI di Medan dan pada tanggal 17 Agustus 1969 di Jakarta menerima penghargaan "ANUGERAH SENI" dari Mendikbud atas jasa-jasanya mengharumkan nama Negara RI sebagai "PENCIPTA LAGU-LAGU RAKYAT BATAK PALING BERHASIL"
Dan pada 20 Desember 2006, Guru Nahum Situmorang menerima Anugerah Kebudayaan 2006 dalam bidang Pelestari dan Pengembang Seni Musik dan Lagu-lagu Tapanuli dari Presiden RI melalui Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Serta pada tahun 2006 juga, Komponis Nasional Guru Nahum Situmorang diberikan Penghargaab Penghormatan (HONORATY AWARD) dari oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Berdasarkan uraian penjelasan bukti petunjuk diatas adalah suatu kenyataan semasa hidupnya, serta
01. Undang Undang Nomor: 20 tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Pasal 24,25,26 tentang Persyaratan Umum dan Persyaratan Khusus
02. Surat Menteri Sosial Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial tanggal 16 November 2016 Nomor: 1414/DYS-KK-KRS/11/2016
Maka, Komponis Guru Nahum Situmorang selaku WNI Putra Daerah dari Pulau Samosir layak dan pantas menerima Gelar Pahlawan Nasional Bidang Seni Budaya.