Perjalanan IPR-Y periode ini dimulai sejak bulan Maret 2021. Pasca mundurnya M. Alfathan dari kursi ketua umum IPR-Y Periode 2020-2021, kejadian pahit itu memaksa IPR-Y untuk menyelenggarakan Musyawarah Istimewa, seluruh anggota IPR-Y tersentak atas kejadian tersebut, seperti ada energi yang memaksa untuk berkumpul, serta berdiskusi atas duduk perkara yang sedang terjadi dan harus dihadapi. Wabah pandemi masih menyelimuti negeri ini, IPR-Y seakan merasakan korban wabah yang ekstra dampaknya. 

Maret 2021, seluruh komisariat berkumpul di aula bujang salai, Jalan Kaliurang KM.14. Dua orang sosok calon pemimpin selanjutnya beradu gagasan. Mereka adalah Muhammad Trinanda Putra dan Toibul Hadi. Beragam pertanyaan dari anggota IPR-Y menghujam jantung idealitas mereka. Seluruh pertanyaan menyimpulkan "Sanggupkah kalian berdua memperbaiki organisasi ini?" Beragam jawaban dari dua calon pemimpin ini juga sangat meyakinkan anggota IPR-Y, hingga terpilihnya Muhammad Trinanda Putra sebagai ketua umum IPR-Y periode 2021-2022.

Waktu terus belanjut, bulan demi bulan berganti. Pengurus IPR-Y terbentuk dengan ideal. Tapi, visi-misi tidak berjalan, bahkan konflik internal terus bermunculan. Mulai dari kosongnya posisi strategis, mundurnya beberapa orang pengurus, bantuan sosial yang tidak terselesaikan, pelantikan pengurus yang serba dadakan, hingga matinya kepengurusan. 

Sekarang, sebagai anggota IPR-Y, cinta dan kasih sayang kita sudah diabaikan. Melalui petisi online ini, mari kita tunjukkan bahwa anggota IPR-Y mampu berkreasi, ini bukti bahwa IPR-Y mengenal demokrasi!

#MOSITIDAKPERCAYAIPR-Y!