BENAHI Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi Papua, GANTI Ketua Harian KPA, SEGERA !!!

BENAHI Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi Papua, GANTI Ketua Harian KPA, SEGERA !!!

Dimulai
9 Juli 2019
Mempetisi
GUBERNUR PAPUA LUKAS ENEMBE S.IP MH.
Tanda tangan: 105Tujuan Berikutnya: 200
Dukung sekarang

Alasan pentingnya petisi ini

Dimulai oleh Ibrahim Musa

KAMI PEMERHATI HIV DI TANAH PAPUA YANG BERTANDA TANGAN

Neri payage (YGAP Lapago), John Jonathan Nap (Tangan Peduli Wamena), Joram Yogobi (Yukemdi Peduli AIDS Jayawijaya), Mersiana Haumahu (Yukemdi Peduli AIDS Jayawijaya), Loisa Soburi (Yukemdi Peduli AIDS Jayawijaya), Magdalena Marian (Yukemdi Peduli AIDS Jayawijaya), Yosafat Yogobi (Yukemdi Peduli AIDS Jayawijaya), Yop Oagay (Yukemdi Peduli AIDS Jayawijaya), Amoye Pekei ketua DPD IPSPI Papua Jayapura, Enius Wanimbo (Tunas Harapan Jayawijaya), Isacc Wandikbo (PS. Boom Jayawijaya), Aky logo (YP3R Jayawijaya), Yomi Kogoya (Kanjal Jayawijaya), Peling Bayage (YGAP Jayawijaya), Yance Tenouye, Ibu Yustina Haluk, Yawal Balyo (Yekpesmi Jayawijaya), Gerry Kossay (Yalimo), Yesaya Kobak (Yalimo), Abd.Rahmand (Yalimo), Marlin Tabuni (Yalimo), Agus Peyon (Yalimo), Martinus Alitnoe (Yalimo), Fred Pakage (Yalimo), Semuel M. Pigay (Solidaritas Peduli Kemanusiaan Balim Valley Roots), Rony Jikwa (SPK-BVR), ULIS Wamo (SPK-BVR), Nando Soindemi (SPK-BVR), Natan Rumere (SPK-BVR), Fendris Olua (SPK-BVR), Aten Pigay (SPK-BVR), Ais Reawaruw (Pegiat HIV Lanny Jaya), Veneranda I.Kirihio (YHI.PAPUA Jayapura), Yulianus Pabika (YAPENEK Jayawijaya), Yepina Marian (YASUMAT Wamena dan Yahukimo), Ester (Yahuli Wamena dan Yahukimo), Gabriel Yuristianti A, (Pemerhati dan ikut Peduli HIV AIDS PIMS Tb Jayawijaya), Aljert Powatu (Aktivist dan pemerhati HIV Aids Jayawijaya), Erma Sorabut (Aktivist dan pemerhati HIV Aids Jayawijaya), Rio Eka Wijaya (Aktivist dan pemerhati HIV Aids Jayawijaya), Aat Diat Praditya (Aktivist dan Pemerhati HIV Aids Jayawijaya), Gaad P.Tabuni (Mantan Ketua Harian 2 KPA Jayawijaya) dan Ibe (Aktivis dan Pemerhati HIV & AIDS Tanah Papua)

KPA Papua di bawah kepemimpinan, Bapak Yan Matuan kini telah memasuki genap 7 bulan, usai dilantik pada Desember 2018 lalu. Tak terasa lembaga kemanusiaan yang merupakan "leading sector" penanggulangan HIV-AIDS Papua ini telah tetap ada dan eksis walaupun di tingkat nasional lembaga ini telah dimerger oleh pemerintah ke dalam Kemenkes usai hadirnya Perpres 124/ 2016.

Eksisnya KPA Papua adalah berkat konsistensi dan komitmen Gubernur Papua dalam menyelamatkan rakyat Papua dari pandemi HIV-AIDS. Dimana atas dasar komitmen tsb Bapak Gubernur Papua mempercayakan pembentukan pengurus KPA Papua di bawah kepemimpinan Bapak Yan Matuan cs. Sehingga pada penghujung Desember 2018, Gubernur melantik pengurus baru KPA di hotel Aston Papua secara resmi melalui SK No. 188.4/471/Tahun 2018.

SATU HARAPAN Gubernur Papua yang disampaikan kepada pengurus baru khususnya kepada ketua harian KPA adalah "Selamatkan sisa dari yang tersisa".

Oleh sebab itu, mandat, harapan dan instruksi Bapak Gubernur tersebut, sudah mestinya diejahwantahkan melalui pengelolaan dan pengorganisasian KPA yang profesional menanggulangi masalah HIV di seluruh tanah Papua.

Namun, kondisi real dan objektif pasca pelantikan pengurus KPA baru di bawah nakhoda KETUA HARIAN yang baru nampaknya sudah keluar & Jauh dari harapan bapak Gubernur tadi dan sangat tidak kena konteks, irama atau "culture" penanggulangan HIV sebagaimana yang biasanya ada.

Hal ini disebabkan oleh berbagai kondisi berikut :

1) Ketidakmampuan ketua harian KPA Papua mengelola dan menjalankan KPA sesuai SOP dan Tupoksi;

Kekhawatiran besar atas penunjukkan ketua KPA Papua oleh Gubernur sesungguhnya sudah DIWANTI - WANTI BANYAK PIHAK SEJAK AWAL. Beberapa pegiat HIV-AIDS yang telah lama "malang-melintang" di bidang ini sudah mengkritik penunjukkan Gubernur Papua kepada YM pasca dilantik TIBA-TIBA.

Ketua harian KPA Papua pernah menyatakan TIDAK MAU mengurus dan pusing menjalankan roda organisasi KPA sesuai dengan koridornya. Dalam banyak kesempatan Ketua Harian KPA selalu menyatakan tidak mau berurusan dengan sistem birokrasi organisasi KPA yang berbelit-belit dan maunya jalan pintas--instan semaunya. Selain itu juga pasca pelantikan selalu mengutamakan pendekatan kerohanian dan steam cell sebagai senjata utama untuk mengobati ODHA.

Padahal domain utama kerja KPA hanya sebatas pencegahan tidak pada pengobatan pasien ODHA. Ketua Harian KPA dan kelompoknya menolak ARV dengan dalih ARV sudah tidak bisa diharapkan. Padahal sesuai rekomendasi dan anjuran WHO- UNAIDS, ARV merupakan terapi lini pertama di seluruh dunia.

Kantor KPA kini bagaikan gedung kosong tak berpenghuni, apalagi pada beberapa bulan terakhir karena sepinya aktivitas kantor dan tingginya HUTANG yang melilit, maka aliran air telah dimatikan pihak PDAM, Wifi kantor telah dicabut pihak telkom dan Listrik juga dicabut pihak PLN.

KEMANA Dana 6 MIlyar dari Total 8 Milyar yang telah dicairkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi ke KPA Propinsi Papua ???? 

2) Adanya penggiringan KPA oleh OKNUM tertentu kepada bisnis MLM; Pembelian Stem Cell (Purtier Plasenta)

Yang sangat menggemparkan saat ini adalah pembelian produk suplemen Purtier Placenta, Sesuai dengan catatan yang ada pembelian STEAM CELL dilakukan secara sepihak tanpa mengetahui pengurus harian KPA lainnya. Padahal purtier placenta merupakan salah satu produk suplemen yang dikemas dalam rupa bisnis Multi Level Marketing (MLM) dan dalam konteks ini individu KETUA HARIAN KPA dan beberapa koleganya sudah terlibat dalam bisnis MLM Menggunakan anggaran KPA tanpa kesepakatan bersama. Di sini nampak bahwa ada penyalahgunaan wewenang dan anggaran yang tidak sesuai mekanisme organisasi. 

dengan beberapa Hal tersebut diatas, maka KAMI SEMUA PEMERHATI HIV, Ingin mengatakan bahwa : 

Belum terlambat bagi Bapak GUBERNUR PAPUA LUKAS ENEMBE untuk "menyelamatkan yang sisa dari yang tersisa", masih ada waktu dan kesempatan, melalui intervensi pembenahan yang cepat, sehingga KPA Papua bisa tetap menyematkan Tanah Papua, sebab jika tidak, maka 40 ribu kasus HIV-AIDS yang sudah terdeteksi hingga akhir triwulan pertama 2019 ini akan semakin meningkat.

KAMI MEMINTA DENGAN KERENDAHAN HATI KEPADA BAPAK GUBERNUR PAPUA LUKAS ENEMBE S.IP, MH. untuk SEGERA MENGGANTIKAN Ketua Harian KPA dan Minta kepada Kementrian Kesehatan lebih Tegas untuk program Penanggulangan HIV di Tanah Papua.

AYO..... Bareng - bareng dukung PETISI ini dengan menandatangani dan menyebarkan agar sampai Pada pada TELINGA Bapak Gubernur Papua.

TERIMA KASIH... 

Dukung sekarang
Tanda tangan: 105Tujuan Berikutnya: 200
Dukung sekarang