Bangun PLTS di Kampus, Dukung JaTeng jadi Pelopor Pusat Tenaga Surya di Indonesia

Bangun PLTS di Kampus, Dukung JaTeng jadi Pelopor Pusat Tenaga Surya di Indonesia

"Panasnya (Jawa Tengah) sekitar 39,6 derajat (Celcius). Saya memiliki keyakinan dengan teknologi, panas tersebut bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik yang bersih dan terbarukan," kata Ganjar, saat meresmikan secara virtual Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap pada acara Peresmian PLTS Rooftop Plant Klaten, Selasa (6/10/2020)
Potensi energi surya di Jawa Tengah (JaTeng) mencapai 3,27 sampai 4,2 kWh/kWp/hari, atau di atas rata-rata potensi nasional, data tersebut dihasilkan dari perhitungan platform Global Solar Atlas. Ini menjadikan JaTeng sebagai satu dari 10 provinsi di Indonesia dengan potensi energi surya terbesar di Indonesia. Ini pula yang menjadi landasan kuat bagi JaTeng merealisasikan komitmennya menjadi “Solar Province” (provinsi berbasis energi surya) pertama di Indonesia.
Dua tahun lalu, JaTeng sudah mengeluarkan Perda No 12 Tahun 2018 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi Jawa Tengah. Sebagai provinsi pertama yang menyelesaikan RUED, JaTeng memiliki target energi baru terbarukan (EBT) sebesar 21,32% hingga tahun 2025 dan 28,82% di tahun 2050. Sejauh ini, baru 17 provinsi yang telah menyelesaikan RUEDnya dengan target bauran EBT di tahun 2025 dan 2050. Ada 5 provinsi yang memiliki bauran energi baru dan terbarukan terbesar di Indonesia berdasarkan RUED, yaitu Provinsi Kalimantan Utara dengan target 55,9% dan 76,6%, Provinsi Sumatera Barat dengan target 51,7% dan 70,9%, Provinsi Sulawesi Tengah dengan target 30,51% dan 42,09%, Provinsi Jawa Tengah dengan target 21,32% dan 28,82%, Provinsi Sumatera Selatan dengan target 21,06% dan 22,56%.
Dibandingkan dengan provinsi lain dengan RUED di Pulau Jawa, target bauran EBT JaTeng hingga 2050 adalah yang tertinggi, jadi penting untuk segera direalisasikan mulai dari sekarang. Kampus, memiliki potensi besar untuk berperan sebagai pionir dalam proses ini.
Bulan Mei lalu, Ganjar Pranowo sudah menyatakan siap menjadikan Provinsi JaTeng sebagai laboratorium energi surya untuk percepatan pembangunan. Ini juga dinyatakan dalam diskusi “Green Economic Recovery: Akselerasi Pengembangan Energi Surya Sebagai Strategi Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca-COVID 19”. Dengan adanya inisiatif pemerintah daerah seperti ini, maka penyebaran teknologi energi surya diharapkan bisa dirasakan sampai ke seluruh wilayah JaTeng.
Salah satu hal yang bisa dilakukan anak muda adalah dengan menyuarakan dukungan kita (baca: aspirasi) kepada para pemimpin daerah yang punya komitmen energi bersih, seperti Pemerintah Jawa Tengah yang bekerja sama dengan IESR (Institute for Essential Services Reform) membangun program Jawa Tengah sebagai Solar Province atau provinsi berbasis energi surya. Cek infonya di sini.
Lewat petisi ini, dukungan suara kita kepada Pemerintah Provinsi JaTeng akan juga memotivasi mereka agar mampu mencapai target yang sudah dibuat, sekaligus menginspirasi para pemimpin daerah provinsi lain untuk melakukan hal serupa.
Gubernur JaTeng Bapak Ganjar Pranowo, beserta Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah Bapak Sujarwanto Dwiatmoko, dan Kepala BAPPEDA Jawa Tengah Bapak Prasetyo Aribowo, kami yang menandatangani petisi ini adalah anak muda Indonesia yang mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi JaTeng mencapai target sebagai provinsi berbasis energi surya, dan yang berharap agar keberhasilan pemerintahan kalian dapat menginspirasi para pemimpin daerah provinsi lain untuk melakukan hal serupa.
Kedua, kami mohon agar Pemerintah Provinsi JaTeng juga menyampaikan aspirasi kami bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu mendekatkan pengetahuan dan pembelajaran soal energi terbarukan kepada anak muda lewat institusi pendidikan, dimulai dengan mendukung target JaTeng sebagai laboratorium energi surya berbasis kampus. Hal ini bisa dimulai dari kampus-kampus yang telah masuk dalam kategori Kampus Hijau Terbaik di Indonesia, seperti Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Sebelas Maret. Lagipula, sudah banyak gerakan anak muda di JaTeng yang juga mendukung hal ini, seperti Society of Renewable Energy (SRE) pada beberapa kampus di JaTeng dan Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Semarang yang merupakan gabungan mahasiswa dari berbagai kampus di JaTeng.
Biar bagaimanapun juga kolaborasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pemerintah daerah akan menjadi penggerak pengembangan energi terbarukan di Indonesia, seperti mengembangkan teknologi energi terbarukan yang sesuai dengan potensi daerah, mencetak anak muda Indonesia yang mampu menjadi teknisi hingga ahli dalam energi terbarukan, dan menyebarkan teknologi dan SDM yang berkualitas tersebut ke berbagai wilayah di Indonesia.
Ayo Kawan, kita dukung, tanda tangani, dan sebar petisi ini!
Salam,