Robison Saul adalah satu dari ratusan warga Sangihe yang menjaga desanya dari gempuran alat berat perusahaan PT. Tambang Mas Sangihe. Tapi, ia malah dipenjara oleh Kepolisian Resort Kepulauan Sangihe.

Cerita ini bermula ketika, Robison dan beberapa warga Sangihe lainnya berunjuk rasa menahan alat bor (Drill Rig Machine) PT. TMS yang masuk ke pulau pada 13 Juni. Saat itu, mobilisasi alat bor ini dikawal oleh 1 unit mobil Patroli POLRES Sangihe.

Berdasarkan putusan majelis hakim PTUN Manado, tanggal 2 Juni 2022, izin lingkungan PT TMS dibatalkan, dicabut, dan ditunda pemberlakuannya sampai ada keputusan hukum berkekuatan tetap.

Namun kenyataannya PT. TMS membangkang putusan PTUN Manado tersebut. Mereka memaksakan alat bornya masuk ke pulau Sangihe. Kepolisian Resort Sangihe justru mengawal alat berat PT. TMS.

Kemudian, 22 Juni kemarin, Robison dipanggil oleh Polres untuk memberikan keterangan terkait dengan aksi tersebut. Delapan hari kemudian, 30 Juni, ia ditangkap dan ditahan dalam Sel POLRES Sangihe sampai sekarang.

Ia menjadi tersangka dalam kejadian tersebut karena membawa senjata tajam (pisau) ketika mengikuti aksi di desa Salurang. Padahal, pisau ini tidak digunakan dalam aksi.

Kami merasa ada ketidakadilan di sini. Kepolisian dengan mudah menangkap Robison Saul, tapi pada saat yang sama justru mengawal perusahaan & tambang, pelanggar hukum dan keputusan PTUN Manado.

Untuk itu, bantu tanda tangani petisi kami, teman-teman. Robison Saul adalah pembungkaman terhadap masyarakat yang hendak memperjuangkan ruang hidupnya. Ia harus dibebaskan!

Tanda tanganmu berguna untuk memberikan semangat kepada Robison, agar ia tahu bahwa ia tidak sendiri–ia didukung oleh orang-orang Sangihe dan juga di luar Pulau Sangihe.

Perjuangan kami untuk mempertahankan pulau kecil ini dari kehancuran karena tambang masih akan berlanjut, dan kami yakin teman-teman akan selalu dukung kami.