Menonton bioskop adalah suatu sarana yang digunakan oleh banyak orang untuk menghibur diri. Baik memang pecinta film, melepas lelah dan stres, atau sekedar iseng menghabiskan waktu. Kegemaran orang ke bioskop pun beraneka ragam. Ada yang suka datang dan menonton film sendirian, datang dengan teman-teman, datang dengan pasangan, atau pun menonton dengan keluarga. 

Di bioskop pun terpampang dengan jelas kriteria-kriteria film dengan target penonton tertentu sesuai rating yang diberikan oleh Lembaga Sensor Film. Namun tidak jarang kita melihat bahwa masih banyak orang yang menonton tidak sesuai dengan rating yang diberikan. Usut punya usut, ternyata rating tersebut hanya dipakai sebagai panduan dan himbauan, tidak ada aturan hukum yang mengaturnya. 

Alasan tersebut pula yang membuat para pengusaha bioskop berdalih bahwa mereka tidak bisa melarang calon penonton yang usianya tidak sesuai, atau keluarga yang membawa anak-anak dan bahkan bayi untuk masuk ke studio. Di lain pihak, kalau mereka dengan tegas menindak, bisa jadi jumlah penonton yang datang akan berkurang. 

Sebenarnya hal tersebut menjadi panduan saja tidak salah, karena pola asuh tiap keluarga berbeda-beda. Ada yang memang melarang anak-anaknya untuk menonton film yang tidak sesuai usianya, ada yang memperbolehkan tapi dengan mendampingi dan memberi penjelasan saat menonton, dan mungkin ada juga yang memberi kebebasan untuk menonton apa pun. 

Namun ada masalah lain yang ditimbulkan apabila anak-anak dengan usia terlalu muda (bahkan bayi) diperbolehkan masuk ke bioskop, di luar dari konten film yang mungkin tidak sesuai dengan usia mereka. Antara lain adalah:

1. Menimbulkan suara-suara yang berisik yang mengganggu penonton lain;
2. Tidak dapat diam sehingga menimbulkan gerakan-gerakan yang mengganggu penonton lain;
3. Anak-anak mulai bosan dan mulai melakukan hal-hal yang berpotensi untuk mengganggu penonton lain;
4. Suara yang sangat keras sehingga dapat membahayakan pendengaran bayi dimana indera pendengarannya masih tergolong sensitif;
5. Tampilan gambar yang terlalu terang yang dapat mengganggu perkembangan pengelihatan bayi karena masih sensitif;

Larangan bagi anak-anak usia tertentu untuk masuk ke Bioskop sudah diterapkan di beberapa negara, namun hal itu sebagian besar diterapkan oleh perusahaan secara individual, belum oleh negara. Salah satunya di UAE. Di Dubai, Grand Cinemas menerapkan aturan bahwa anak di bawah usia 5 tahun tidak boleh memasuki teater setelah jam 7 malam, bahkan untuk film dengan rating Semua Umur. Untuk film dengan rating tertentu, mereka memeriksa kartu identitas untuk memastikan bahwa usia sesuai dengan rating film yang ditonton. Di beberapa negara bagian di Amerika Serikat jugas sudah menerapkan hal tersebut sebagai hukum, sementara di beberapa negara bagian lain, kebijakan itu ada pada masing-masing perusahaan yang menyelenggarakan Bioskop. Ada juga aturan yang menyediakan bioskop-bioskop khusus untuk anak yang masih bayi atau balita. 

Untuk itu saya ingin mengajak teman-teman sekalian, para pecinta film, untuk mendorong perusahaan penyelenggara Bioskop di Indonesia untuk bisa menetapkan aturan yang mengikat yang intinya bisa membuat kita para penonton film untuk dapat menonton dengan nyaman, tanpa ada gangguan dari anak-anak yang ada di teater yang sedang memutar film dengan rating bukan untuk anak-anak. Para penikmat film sudah membayar tiket dengan harga yang tidak murah, belum lagi membeli makanan yang hanya bisa dibeli di bioskop tersebut juga dengan harga yang lebih tinggi dari makanan di luar bioskop, tentunya tidak ingin di dalam bioskop terganggu dengan anak-anak berlarian, menendang-nendang kursi di depannya, menangis, dan lain sebagainya, yang disebabkan oleh kurang pahamnya para orang tua mereka atas aturan dan tata krama menonton di bioskop. 

Kita mulai dengan diri sendiri, untuk dapat dengan sadar tidak mengajak anak-anak untuk menonton film yang bukan untuk usianya, atau tidak mengajak anak yang berpotensi mengganggu penonton lain selama di bioskop. Serta meminta asosiasi bioskop dan pemerintah daerah maupun pusat, untuk menegakkan aturan-aturan tertentu untuk kenyamanan kita bersama. 

Terima kasih.